NILAI-NILAI KOSMOPOLITANISME ISLAM DALAM TRADISI BAKAR BATU DI JAYAWIJAYA, PAPUA
Keywords:
Kosmopolitanisme Islam, Bakar Batu, Jayawijaya, PapuaAbstract
Penelitian ini mengidentifikasi dimensi nilai-nilai kosmopolitanisme Islam dalam praktik tradisi Bakar Batu oleh komunitas Muslim Dani di Jayawijaya, Provinsi Papua. Penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus ini menggunakan metode interpretatif. Pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara. Paradigma Islam kosmopolitan yang digagas Abdurrahman Wahid menjadi teori analisis pada pokoh pembahsan inti. Hasil penelitian menunjukan terdapat dimensi nilai-nilai kosmopolitanisme Islam pada praktik tradisi Bakar Batu oleh komunitas Muslim Dani di Jayawijaya. Pertama. dimensi nilai universalisme Islam dalam sikap toleransi antar umat beragama, yakni toleransi terhadap distingsi normatif hukum dalam ajaran agama pada praktik tradisi Bakar Batu. Sebagai contoh pembuatan satu lubang untuk makanan umat Islam, dan satu lubang lain untuk makanan non Islam. Kedua, dimensi nilai pribumisasi Islam dalam sikap akomodatif terhadap kearifan lokal. Hal ini diwujudkan melalui penerimaan element pada praktik tradisi Bakar Batu selama tidak bertentangan dengan ajaran normatif Islam. Sebagai contoh, ykani penggantian babi yang menjadi menu hidangan utama pada tradisi Bakar Batu dengan daging halal. Implikasi teoritik penelitian ini menunjukan bahwa dibutuhkan manifestasi nilai-nilai kosmopolitanisme Islam dalam mewujudkan kehidupan umat Islam yang terbuka, moderat, serat harmoni dalam kehidupan relasi antar umat beragama dan pluralitas budaya. Keterbatasan penelitian ini belum mengkaji respons Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jayawijaya melalui otoritas fatwa yang dimilikinya terkait praktik tradisi Bakar Batu.
Kata kunci : Kosmopolitanisme Islam, Bakar Batu, Jayawijaya, Papua
This study identifies the dimensions of Islamic cosmopolitanism values in the practice of the Bakar Batu tradition by the Dani Muslim community in Jayawijaya, Papua Province. Qualitative research in the form of case studies uses interpretive methods. Data collection with observation and interview techniques. The cosmopolitan Islamic paradigm initiated by Abdurrahman Wahid became an analytical theory on the core disambiguation. The results showed that there is a dimension of Islamic cosmopolitanism values in the practice of the Bakar Batu tradition by the Dani Muslim community in Jayawijaya. First. the value dimension of Islamic universalism in the attitude of tolerance between religious people, namely tolerance of the normative distingency of law in religious teachings in the practice of the Bakar Batu tradition. For example, making one hole for Muslim food, and another hole for non-Islamic food.
Second, the value dimension of Islamic pribumization in an accommodating attitude towards local wisdom. This is realized through the acceptance of elements in the practice of the Bakar Batu tradition as long as it does not contradict the normative teachings of Islam. For example, ykani replacement pork which is the main dish menu in the Stone Grill tradition with halal meat. The theoretical implications of this study show that it takes the manifestation of the values of Islamic cosmopolitanism in realizing an open, moderate Muslim life, fiber harmony in the life of relations between religious people and cultural plurality. The limitations of this study have not examined the response of the Indonesian Ulema Council (MUI) of Jayawijaya Regency through its fatwa authority regarding the practice of the Bakar Batu tradition.
Keywords: Islamic Cosmopolitanism, Bakar Batu, Jayawijaya, Papua
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 transformasi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.