PERAN KEARIFAN LOKAL DALAM MENDUKUNG MODERASI BERAGAMA DI SULAWESI UTARA: SEBUAH KAJIAN LITERATUR
Keywords:
moderasi beragama, kearifan lokal, Minahasa, Mapalus, Sitou Timou Tumou Tou, toleransiAbstract
Moderasi beragama merupakan pendekatan strategis untuk menciptakan kehidupan sosial yang damai dan berkeadaban dalam masyarakat yang majemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana kearifan lokal masyarakat Sulawesi Utara, khususnya nilai Mapalus dan Sitou Timou Tumou Tou dalam budaya Minahasa, berkontribusi secara nyata dalam memperkuat praktik moderasi beragama. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui studi literatur terhadap sumber-sumber tertulis seperti buku, jurnal ilmiah, dan dokumen kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Mapalus berperan dalam membangun solidaritas lintas identitas melalui kerja sama kolektif tanpa sekat agama, sementara filosofi Sitou Timou Tumou Tou menanamkan etika kemanusiaan yang menekankan empati dan penghormatan terhadap sesama sejak usia dini. Keduanya tidak hanya memperkuat toleransi, tetapi juga mewujudkan dimensi moderasi beragama yang mencakup anti-kekerasan, keseimbangan, dan penghargaan terhadap kebudayaan lokal. Penelitian ini menegaskan bahwa moderasi beragama di Sulawesi Utara bukan hanya sikap pasif terhadap perbedaan, tetapi telah menjadi sistem sosial yang hidup dan terinternalisasi dalam budaya komunitas. Temuan ini mendorong perlunya integrasi nilai-nilai lokal ke dalam kebijakan nasional moderasi beragama secara lebih kontekstual dan partisipatif.
References
Azra, A. (2020). Moderasi Beragama dalam Konteks Keindonesiaan. Jakarta: Kemenag RI. Berger, P. & Luckmann, T. (1966). The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge. Anchor Books. Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books. Kementerian Agama RI. (2019). Buku Saku Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat. Kementerian Agama Republik Indonesia. (2023). Budaya Mapalus dan spirit kerukunan masyarakat Sulut. https://kemenag.go.id/moderasi-beragama/budaya-mapalus-dan-spirit-kerukunan-masyarakat-sulut-2o3enf Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. Lengkong, J. (2014). Sitou Timou Tumou Tou: Filosofi Pendidikan Orang Minahasa. Manado: Unsrat Press. Lumintang, J. (n.d.). Konstruksi budaya Mapalus dalam kehidupan masyarakat Minahasa. Jurnal Administrasi Publik Universitas Sam Ratulangi. https://www.neliti.com/publications/1289/kontstruksi-budaya-mapalus-dalam-kehidupan-masyarakat-minahasa Nur, I., Juba, H., & Sudirman, S. (2023). Moderasi Beragama dalam Bingkai Kearifan Lokal: Praktik Moderasi Beragama Masyarakat Adat Pulau Misool Papua Barat Daya. Dialog: Jurnal Penelitian dan Kajian Keagamaan, 16(1), 1–15. Parekh, B. (2000). Rethinking Multiculturalism: Cultural Diversity and Political Theory. Harvard University Press. Pinatik, H. J. A. (2023). Perubahan Paradigma dan Praktik Ritual Penghayat di Minahasa, Sulawesi Utara. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 10(2), 96–110. Saruan, F. (2020). “Kearifan Lokal dan Moderasi Beragama di Minahasa.” Jurnal Sosial Budaya, 18(2), 123–134. Singal, Z., Lamadirisi, M., & Umaternate, A. (2019). Mapalus Marantong culture in West Motoling District of South Minahasa Regency. In Proceedings of the International Conference on Social Science (ICSS 2019) (pp. 457–460). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/icss-19.2019.116
Sondakh, A. J. (2002). Si Tou Timou Tumou Tou (Tou Minahasa): Refleksi atas evolusi nilai-nilai manusia. Pustaka Sinar Harapan. Sularso, P. (2021). Sam Ratulangi’s philosophical cultural ideas and their implications in the principle of just and civilized humanity. Proceedings of the 3rd International Conference on Education and Social Science Research (ICESRE 2021). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/assehr.k.211209.006 Sumual, M. (2022). Embracing the Emic of Minahasa Celebration Culture and Christian Religious Education. HTS Teologiese Studies/Theological Studies, 78(1), a9523. Tangkudung, R., & Senduk, M. (2016). “Revitalisasi Mapalus sebagai Nilai Sosial Budaya di Minahasa.” Jurnal Masyarakat dan Budaya, 18(1), 91–102. Taylor, C. (1994). Multiculturalism: Examining the Politics of Recognition. Princeton University Press. Tuela, H. et al. (2023). Pendidikan Multikultural dan Kearifan Lokal Minahasa. Manado: FIP UNIMA. Tumuju, V. (2023). The existence of Mapalus in Minahasa community. International Journal of Arts and Social Science, 6(2), 96–101. https://www.ijassjournal.com/2023/V6I2/4146663159.pdf Tu Weiming. (2002). The Global Significance of Concrete Humanity: Essays on the Confucian Discourse in Cultural China. Cheng & Tsui. Wahid Foundation. (2017). Laporan Tahunan Indeks Toleransi Beragama di Indonesia. Jakarta. Wakulu, R. (2021). Mutualitas Si Tou Timou Tumou Tou: Hospitalitas kultural toleransi komunitas Jawa Muslim dan Minahasa Kristen di Tondano. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 4(2), 1175–1185. https://doi.org/10.34007/jehss.v4i2.870

Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 transformasi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.